Perum Bulog Sub Divre Probolinggo Serap 2.700 Ton GKG dari Petani Lumajang

Perum Bulog Sub Divre Probolinggo Serap 2.700 Ton GKG dari Petani Lumajang

Krisna Mulyanto (kedua dari kiri)

Liramedia.co.id, Lumajang - Penyerapan beras dan gabah kering giling (gkg) di Perum Bulog regional Probolinggo pada tahun 2019 belum maksimal. Tercatat, selama tahun 2019 hanya bisa menyerap dari petani 46% dari target.

Krisna Murtiyanto, Pimpinan Bulog sub Divre Probolinggo menyatakan, selama tahun 2019, Bulog sub Divre Probolinggo yang mencakup Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, dan Kabupaten Lumajang, menargetkan penyerapan GKG sebesar 28.000 ton, dan terealisasi hanya 46% dari target atau 13.500 ton.

Penyerapan GKG khusus Kabupaten Lumajang hanya 2.700 ton. Menurut pengakuan Krisna, minimnya penyerapan GKG oleh Perum Bulog sub Divre Probolinggo karena saat panen tiba, harga beli lebih tinggi dari pada harga yang ditentukan Bulog.

"Saat panen raya di bulan April, Mei, dan Juni, petani lebih banyak menjual ke Bulog. Di luar panen di bulan itu, di jual ke pasar," ujar Krisna.

Di Lumajang, Bulog punya 3 gudang dengan kapasitas 69 ribu ton dan hanya terisi 6%. Krisna menegaskan, Bulog siap membeli produksi padi jika petani mau menjual ke Bulog.

Dalam pembelian, Bulog mengacu pada harga yang ditentukan Pemerintah melalui Inpres 5 tahun 2015.

Dalam Inpres tersebut, harga gabah kering simpan (GKS) sebesar Rp 3.700/kg, lalu GKG sebesar Rp 4.600/kg, dan beras sebesar Rp 7.300/kg. Pada tahun 2019, ada penambahan kenaikan 10% dari harga yang ditentukan Inpres, untuk beras Rp 8.030/kg, GKG Rp 5.115/kg, dan gabah kering panen sebesar Rp 4.070/kg. (*)

Image