APVOKASI Jawa Timur dan Unesa Sinergi Siapkan Productivity Center dan Aplikasi Riset

APVOKASI Jawa Timur dan Unesa Sinergi Siapkan Productivity Center dan Aplikasi Riset

Pertemuan Ketua APVOKASI Jatim bersama dengan Rektor Unesa dan jajarannya.

Liramedia.co.id - Kebijakan Kampus Merdeka yang merupakan kelanjutan dari konsep Merdeka Belajar bagi pendidikan tinggi telah diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim. Sebagai upaya menindaklanjuti konsep tersebut, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) telah melaksanakan dan mencanangkan sejumlah program.

Salah satunya ialah menyediakan program pendidikan vokasi (sarjana terapan) jenjang Diploma IV (D4). Program pendidikan vokasi merupakan satu diantara 10 program studi sarjana terapan di Unesa yang sudah mendapat izin.

Dibukanya program studi tersebut diharapkan mampu menyiapkan lulusan yang mampu survive dan siap dengan dunia kerja. Sebagai upaya mencapai target itu, sejumlah mitra digandeng, baik sesama lembaga pendidikan tinggi maupun industri. Diantara mitra itu salah satunya ialah Aliansi Pendidikan Vokasional Seluruh Indonesia (APVOKASI) Jawa Timur yang dipimpin Dr Ir Jamhadi, MBA.

Pembahasan sinergi antara Unesa dan APVOKASI Jawa Timur dilaksanakan dalam forum santai antara jajaran civitas akademika Unesa bersama jajaran pengurus APVOKASI Jawa Timur di kompleks Unesa pada Kamis siang, 4 Desember 2021.

Dari Unesa hadir diantaranya ialah Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes (Rektor), Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd (Wakil Rektor I Bidang Akademik), Dr. Sujarwanto, M.Pd (Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan dan Kerjasama), Dr Maspiyah, M.Kes (Dekan Fakultas Teknik), Drs. Edy Sulistyo, M.Pd (Wakil Dekan Bidang Akademik), Drs. Martadi, M.Sn (Direktur Prodi Vokasi), dan beberapa dosen Unesa.

Prof Nurhasan dalam pertemuan itu menyampaikan bahwa Unesa telah mendapatkan izin pembukaan 10 program studi Sarjana Terapan.

Kesepuluh program studi tersebut adalah Manajemen Informatika Program Sarjana Terapan, Tata Busana Program Sarjana Terapan, Teknik Listrik Program Sarjana Terapan, Teknik Mesin Program Sarjana Terapan, Teknik Sipil Program Sarjana Terapan, Transportasi Program Sarjana Terapan, Tata Boga Program Sarjana Terapan, Desain Grafis Program Sarjana Terapan, Administrasi Negara Program Sarjana Terapan, dan Kepelatihan Olahraga Program Sarjana Terapan.

"Menyikapi konsep Mas Mentri yang Merdeka Belajar, maka kami harus menyiapkan lulusan yang tangguh, mampu berinovasi dan berkreasi, beraptasi, dan berkolaborasi. Dalam nomenklatur terbaru, masing-masing prodi harus ada praktik selama 1 tahun atau setara 40 SKS. Untuk itu, diperlukan kolaborasi dengan APVOKASI," kata Prof Nurhasan.

Prof Bambang Yulianto dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa pihak kampus ditugaskan oleh Mendikbud untuk memberlakukan magang bagi mahasiswanya sampai 1 tahun.

"Ikon beliau yaitu Merdeka Belajar yang dulunya sudah ada di kami, yakni KKN (kuliah kerja nyata). Perguruan Tinggi wajib menambah mitra. Mitra siapa saja termasuk APVOKASI. Dengan APVOKASI, kami harap ada hilirisasi produk riset yang bisa dtarik ke dunia industri," ujar Prof Bambang.

Direktur Vokasi Unesa, Drs Martadi menyampaikan bahwa kemitraan dengan APVOKASI sebagai wujud dari kolaborasi pentahelix.

"Jadi mahasiswa tidak hanya dapat teori saja. Dengan kolaborasi pentahelix, perusahaan dapat karyawan sesuai dengan keinginan mereka," katanya.

Dr Ir Jamhadi, MBA, pada kesempatan itu menyampaikan terima kasih atas kerjasama antara Unesa dengan APVOKASI Jawa Timur. Menurut Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang Dan Industri (KADIN) Kota Surabaya ini, tujuan dari Kampus Merdeka Belajar ialah mempertemukan dunia akademisi dengan dunia industri.

Dalam hal ini, kata Jamhadi, APVOKASI Jawa Timur bersama Unesa akan membentuk sumber daya manusia (SDM) yang produktif dan unggul.

"Tenaga kerja di Indonesia 53% masih lulusan SD. Maka itu, untuk menyiapkan SDM unggul dan produktif, kami ingin Unesa dan BLK (balai latihan kerja) bisa membuat productivity center. SDM unggul Dan productivity center sebagai solusi peningkatan produktivitas pekerja terhadap kenaikan upah minimum provinsi dan kabupaten/kota setiap tahunnya, sehingga bisnis di Jatim dan Indonesia tetap kompetitif. Nanti yang memberikan training bukan hanya dari BLK dan dari akademisi tapi dari pelaku industri," ujar Jamhadi, yang pernah jadi Tim Ahli KADIN Jawa Timur ini, dengan menyebut penduduk Jatim 40,7 jutaan dengan angkatan kerja 27 juta.

Selain peningkatan SDM, Jamhadi juga menyinggung tentang riset yang dihasilkan dosen dan mahasiswa Unesa. Alangkah baiknya, kata Jamhadi, riset tersebut selain dibuat prototype, juga dibuat feasibility study (FS).

"Perlu disiapkan direktori riset untuk publik sebagai R&D pebisnis. Kami akan pertemukan hasil riset dari Unesa dengan dunia industri, sehingga periset dapat hasil dan dunia usaha tidak perlu memikirkan tinggal ambil riset tersebut, tentu syarat dan ketentuan yang dibahas antar dua belah pihak," ujar Jamhadi.

Sebelumnya, APVOKASI Jatim juga bekerjasama dalam peningkatan SDM unggul, produktif dan aplikasi riset akademisi untuk dunia industri bersama dengan Dinas Pendidikan Jawa Timur, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jatim, Untag 45 Surabaya, Universitas Surabaya, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jatim, Gubernur Jatim di Maspion Square, dan lain-lain. (sam)

Image