Polda Jatim Grebek Usaha Repacking Pupuk Subsidi Menjadi Non Subsidi di Lamongan

Polda Jatim Grebek Usaha Repacking Pupuk Subsidi Menjadi Non Subsidi di Lamongan

Pengolahan pupuk bersubsidi menjadi non subsidi di Kab. Lamongan

Liramedia.co.id - Banyaknya penyalahgunaan pupuk bersubsidi yang dilakukan oleh pengusaha mulai dibongkar Polda Jawa Timur. Terbaru, Tim Unit 4 Subdit 4 Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Ditreskrimsus Polda Jatim melakukan pendalaman terhadap kasus pupuk bersubsidi yang di sulap menjadi non Subsidi, dengan mendatangi tempat yang berlokasi di Jalan Raya Dagan, Banjar Anyar, Desa Banjarwati, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan.

Ditempat ini, terlihat sejumlah pegawai telah melakukan aktivitas menyulap pupuk bersubsidi menjadi Non subsidi, dengan melakukan proses mixing.

AKBP Windy Syafutra selaku Kasubdit 4 Tipidter Polda Jatim menjelaskan, proses mereka mengolah atau merubah kemasan pupuk bersubsidi dari pemerintah ke kemasan pupuk Non subsidi ada beberapa langkah.

"Yang pertama adalah mencari dulu bahan pupuk bersubsidi. Setelah dapat informasi pupuk yang diperoleh dari luar wilayah Jawa Timur, lalu dikumpulkan dalam sekian waktu. Kemudian mereka melakukan re-packing," jelas Kasubdit 4 Tipidter Polda Jatim, Jum'at (20/5/2022).

Lebih lanjut AKBP Windy Syafutra menjelaskan, proses re-packing mereka adalah yang pertama, pupuk subsidi yang memiliki warna orange itu dimasukkan kedalam mesin mixing yang sudah disiapkan, selanjutnya dicampur dengan pewarna lain, nanti hasilnya menyerupai pupuk non subsidi.

"Setelah merubah warna pupuk bersubsidi menjadi warna merah hampir menyerupai pupuk Non subsidi baru dikemas ke dalam kemasan karung non subsidi. Setelah itu mereka langsung packing lagi di tempat. Kemudian mereka kumpulkan, namun belum berhasil diedarkan," jelasnya.

"Namun dari hasil penyelidik dan penyidikan kami, rencananya mereka akan mengirim ke luar pulau, yaitu kalau tidak salah itu di Kalimantan Timur, Samarinda," tambahnya

Kasubdit 4 Tipidter Polda Jatim. AKBP Windy Syafutra juga menjelaskan, proses re-packing pupuk bersubsidi menjadi Non subsidi ini berhasil digagalkan, sehingga dilokasi masih banyak timbunan barang bukti, baik barang bukti yang masih asli belum di sulap maupun barang bukti yang sudah di sulap dengan kemasan pupuk non subsidi dan sudah di Police line.

"Untuk TKP yang di Desa Paciran ini totalnya pupuk subsidi yang masih berbentuk kemasan asli sebanyak 90 ton, atau 1800 kantong kemasan 50 kg. Sedangkan kemasan yang sudah berubah atau sudah di re-packing sebanyak 50 ton, total yang sudah diamankan sebanyak 140ton atau 2800 kantong," tandasnya.

"Kalau kita menghitung kerugian negara, kami total dari barang bukti yang berhasil kami amankan sekitar Rp600 juta. Itu hanya untuk yang ada di Desa Paciran tersebut. Karena ini memang giat secara keseluruhan ada juga masih di beberapa yang proses penyidikannya ditangani oleh penyidik di masing-masing Polres," pungkasnya.

Perlu diketahui, pelaku menggunakan pupuk bersubsidi dengan merek Phonska, dan disulap menjadi pupuk Non subsidi dengan merek Kebomas. Saat ini petugas kepolisian terus melakukan pengembangan dan pemeriksaan terhadap saksi saksi yang terlibat atau penanggung jawab dalam sulap menyulap pupuk bersubsidi menjadi Non subsidi ini.

Menurut Charli salah satu pegawai asal Majalengka saat ditanya perihal pengoplosan pupuk tersebut mengaku tidak tahu menahu jika yang dilakukannya itu melanggar hukum, ia hanya mengaku bekerja sesuai perintah saja.

"Saya tau pak, saya hanya kerja sesuai perintah atasan, untuk mencari rejeki yang halal," ucap Charli pegawai asal Majalengka itu. (ins)

Image