Liramedia – Demensia merupakan suatu kondisi di mana seseorang mengalami penurunan daya pikir dan memori yang biasanya muncul pada orang lanjut usia (di atas 65 tahun).
Kondisi ini dapat memengaruhi gaya hidup seseorang, mulai dari aktivitas sehari-hari hingga kemampuan bersosialisasi penderitanya.
Menurut kutipan dari Geediting pada Minggu (20/4), demensia kerap dikenal sebagai penyakit pikun atau gangguan memori. Akan tetapi, kehilangan ingatan secara teratur belum tentu menandakan seseorang menderita demensia.
Lantas, dalam artikel ini, kita akan membahas 8 kebiasaan sehari-hari yang dapat membantu mencegah atau menunda demensia. Simak penjelasannya!
1. Mengelola Stres dengan Baik
Stres kronis dapat menyebabkan peradangan, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung. Hal itu juga dapat secara langsung mempengaruhi otak Anda yang menyebabkan penyusutan memori dan fungsi kognitif.
Teknik manajemen stres yang efektif termasuk olahraga teratur, kesadaran, yoga, latihan pernapasan dalam, atau bahkan hanya membicarakan hal-hal dengan teman atau konselor.
2. Jaga Keaktifan dalam Olahraga
Aktivitas fisik tak melulu berkaitan dengan memelihara berat badan ideal atau kesehatan jantung. Ini pun bertujuan untuk merawat otak agar tetap bugar.
Psikolog telah menemukan hubungan yang kuat antara latihan fisik secara teratur dan kesejahteraan kognitif. Terlibat dalam aktivitas fisik secara teratur meningkatkan aliran darah ke otak dan mendorong pertumbuhan sel-sel otak baru.
Tetap konsisten dan jadikan olahraga sebagai bagian dari rutinitas harian Anda. Namun seperti biasa, penting untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan Anda sebelum memulai rejimen kebugaran baru.
3. Tetapkan Pola Makanan yang Baik dan Bergizi
Mengonsumsi pola makan yang mencakup banyak buah-buahan, sayuran, protein rendah lemak, serta lemak sehat bisa sangat membantu dalam memelihara kesehatan otak Anda.
Penelitian telah menunjukkan bahwa diet tertentu, seperti diet Mediterania, yang tinggi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan minyak zaitun, dapat membantu melindungi otak dan menangkal penurunan kognitif.
4. Berlatih Kesabaran
Dalam kehidupan modern yang serba cepat, kita kerap kali mengabaikan daya tarik dari latihan kesadaran saja. Menghabiskan waktu untuk sepenuhnya menyeret perhatian pada momen tertentu bisa jadi senjata kuat dalam memperkuat kemampuan kognitif.
Kesadaran tidak hanya mengurangi stres dan kecemasan, yang diketahui berkontribusi pada penurunan kognitif, tetapi juga meningkatkan perhatian, memori, dan fokus.
5. Tetap Bersinggungan dalam Lingkaran Sosial
Sering kali kita mengabaikan betapa berharganya interaksi sosial. Kebisingan rutinitas harian membuat kita cenderung melupakan pentingnya menjaga relasi dengan orang lain.
Dialog, interaksi sosial, atau sekadar telpon kepada kawan bisa memacu otak kita secara mungkin tak dijangka dari aktivitas sendiri-sendiri.
6. Tidur yang Cukup
Di lingkungan tempat sibuk berbuka puasa selalu mendapat pujian, tetapi salah satu cara terbaik bagi Anda untuk menjaga kesehatan otak adalah dengan istirahat lelap.
Tidur tidak sekadar untuk menenangkan fisik setelah lelah seharian. Ini juga adalah momennya otak dalam menyortir data dari aktivitas harian, merumuskan kenangan, serta memulihkan diri dari penggunaan berkelanjutan.
7. Batasi Alkohol
Beberapa penelitian telah mengaitkan minum berat dengan peningkatan risiko penurunan kognitif dan demensia. Alkohol dapat menyebabkan kerusakan otak dan mengurangi volume otak, yang keduanya merugikan fungsi kognitif.
Menurut Pedoman Diet untuk Orang Amerika, minum moderat didefinisikan sebagai hingga satu minuman per hari untuk wanita dan hingga dua minuman per hari untuk pria.
8. Belajar Seumur Hidup
Ternyata, kebiasaan belajar seumur hidup ini juga merupakan pertahanan yang hebat terhadap demensia dalam diri seseorang manusia.
Tantangan semacam itu seharusnya memicu pemikiran Anda dan tak boleh menghalangi proses pembelajaran secara berkelanjutan.
Mungkin bagi beberapa orang, berproses dalam belajar bisa diartikan sebagai membaca buku. Namun, bagi yang lainnya hal tersebut dapat menjadi sebuah teka-teki, mempelajari bahasa baru, atau justru mencoba suatu hobi baru. Pokok utamanya ialah agar pikiran kita tetap aktif serta terus diberi tantangan.