Proses Evakuasi Kereta Api Argo Bromo Anggrek yang Anjlok
Pada pagi hari Sabtu, 2 Agustus 2025, proses evakuasi Kereta Api Argo Bromo Anggrek yang mengalami kecelakaan di stasiun Pagaden Baru masih berlangsung. Kecelakaan ini terjadi sekitar 300 meter sebelum stasiun, di mana kereta yang membawa 13 gerbong tersebut anjlok, dengan 5 di antaranya terjatuh dari rel. Proses evakuasi yang telah berjalan selama enam jam ini menghadapi tantangan yang cukup berat, mengingat medan yang sulit dan kondisi gerbong yang hampir seluruhnya keluar rel.
Tantangan Evakuasi
Hingga saat ini, pihak Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 3 Cirebon telah berhasil mengevakuasi 4 dari 5 gerbong yang terendam. Satu gerbong terakhir masih terjebak dan diperkirakan akan memerlukan waktu lebih lama untuk dievakuasi. Gerbong ini dalam posisi hampir 80 derajat terguling, sehingga proses evakuasi menjadi lebih rumit. Tim evakuasi yang terdiri dari petugas KAI berupaya keras untuk mengatasi situasi ini agar jalur kereta dapat segera kembali beroperasi.
Pengawasan dari Menteri Perhubungan
Proses evakuasi ini juga mendapat perhatian langsung dari Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Dudy Purwagandhi. Beliau hadir di lokasi untuk memastikan bahwa semua langkah yang diambil dalam proses evakuasi berjalan dengan lancar dan maksimal. Kehadiran Menteri ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memastikan keselamatan dan kelancaran transportasi kereta api di Indonesia.
Informasi Penumpang dan Dampak Kecelakaan
Dalam insiden ini, kereta Argo Bromo Anggrek mengangkut total 259 penumpang dan 22 kru. Beruntung, semua penumpang dan anggota kru selamat tanpa ada korban jiwa. Namun, kecelakaan ini menyebabkan jalur kereta api lumpuh di kedua arah, yang mengakibatkan 17 rute perjalanan kereta api terpaksa dialihkan ke jalur selatan. Hal ini tentunya berdampak pada banyak penumpang yang bergantung pada layanan kereta api untuk bepergian.
Sejarah Kereta Api Argo Bromo Anggrek
Kereta Api Argo Bromo Anggrek merupakan layanan kereta penumpang kelas eksekutif dan compartment suite yang dikelola oleh Kereta Api Indonesia. Kereta ini melayani rute Surabaya Pasarturi ke Gambir melalui jalur utara Jawa. Dikenal sebagai salah satu kereta api antarkota unggulan, Argo Bromo Anggrek mulai beroperasi pada 24 September 1997. Kereta ini sempat menggunakan rangkaian kereta berbogie CL243 bolsterless (K9) pada awal operasionalnya.
Kesimpulan
Insiden anjloknya Kereta Api Argo Bromo Anggrek menjadi perhatian publik dan menunjukkan pentingnya keselamatan dalam perjalanan kereta api. Proses evakuasi yang sedang berlangsung diharapkan dapat diselesaikan secepat mungkin untuk memulihkan layanan kereta api yang sangat vital bagi masyarakat. Keberhasilan evakuasi ini akan menentukan kelancaran transportasi di jalur tersebut serta memberikan rasa aman bagi para penumpang di masa mendatang.
