Arif Budimanta meninggal dunia 6 September 2025: Penggagas Pancasilanomics Tutup Usia di Jakarta
Arif Budimanta meninggal dunia 6 September 2025… Ekonom PDIP dan eks Stafsus Jokowi yang menggagas Pancasilanomics tutup usia 57 tahun
Arif Budimanta meninggal dunia 6 September 2025 dini hari pukul 00.06 WIB di Jakarta dalam usia 57 tahun. Ekonom senior sekaligus penggagas konsep Pancasilanomics ini dikenal sebagai mantan Staf Khusus Presiden Jokowi bidang ekonomi dan Ketua Majelis Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata PP Muhammadiyah. Kabar duka ini dikonfirmasi langsung oleh keluarga almarhum dan berbagai tokoh nasional, termasuk Muhadjir Effendy dan Andreas Hugo Pareira dari DPP PDIP.
Sosok Intelektual Produktif yang Bergerak dalam Sunyi
Kepergian Arif Budimanta meninggal dunia 6 September 2025 meninggalkan duka mendalam di kalangan akademisi dan praktisi ekonomi Indonesia. Profesor Didik J. Rachbini, ekonom senior INDEF, mengenang almarhum sebagai sosok intelektual produktif yang bergerak dalam sunyi namun memberikan kontribusi besar bagi pemikiran ekonomi Indonesia.
“Kepergiannya terlalu cepat karena masih banyak yang harus dilakukan untuk bangsa ini,” ungkap Prof. Didik Rachbini saat dihubungi media. Menurutnya, Arif Budimanta adalah sosok yang konsisten dalam memperjuangkan ideologi ekonomi Pancasila di tengah dominasi pemikiran ekonomi liberal dan sosialis yang masuk ke Indonesia.
Almarhum dikenal sebagai figur yang tidak mencari popularitas namun memiliki pengaruh besar dalam membentuk kebijakan ekonomi nasional. Sebagai akademisi, praktisi, dan politisi, Arif berhasil memadukan ketiga peran tersebut dengan baik untuk menghasilkan pemikiran-pemikiran strategis bagi pembangunan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Perjalanan Karier: Dari Akademisi hingga Penasihat Presiden
Arif Budimanta meninggal dunia 6 September 2025 memiliki rekam jejak karier yang impresif di bidang ekonomi dan kebijakan publik. Lahir pada 15 Maret 1968, almarhum memulai kariernya sebagai akademisi dan kemudian berkembang menjadi salah satu ekonom terkemuka Indonesia. Pendidikannya yang solid di bidang ekonomi membuatnya menjadi rujukan dalam berbagai isu pembangunan berkelanjutan.
Sebagai dosen Program Pascasarjana Universitas Indonesia (UI), Arif aktif mengajar dan meneliti berbagai aspek ekonomi pembangunan. Keahliannya tidak hanya diakui di tingkat nasional, tetapi juga internasional, terbukti dari keanggotaannya di Royal Economic Society (RES) London. Hal ini menunjukkan kredibilitasnya sebagai ekonom yang memahami dinamika ekonomi global.
Karier politiknya dimulai ketika bergabung dengan PDIP dan kemudian dipercaya menjadi Staf Khusus Presiden Jokowi untuk bidang ekonomi. Dalam posisi strategis ini, Arif berperan penting dalam merumuskan berbagai kebijakan ekonomi pemerintahan Jokowi, terutama yang berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan dan pemerataan ekonomi. Pengalaman ini memperkaya perspektifnya tentang implementasi kebijakan ekonomi di tingkat nasional.
Penggagas Pancasilanomics: Warisan Intelektual Terbesar
Kontribusi terbesar Arif Budimanta meninggal dunia 6 September 2025 bagi dunia ekonomi Indonesia adalah konsep Pancasilanomics yang diperkenalkannya melalui buku yang diterbitkan pada 2019 berjudul “Pancasilanomics: Jalan Keadilan dan Kemakmuran”. Konsep ini merupakan refleksi mendalam terhadap sistem perekonomian nasional yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
Pancasilanomics yang digagas Arif bukan sekadar teori ekonomi abstrak, melainkan kerangka praktis untuk mengimplementasikan ekonomi yang berkeadilan sosial. Konsep ini menawarkan alternatif terhadap sistem ekonomi kapitalis murni maupun sosialis, dengan menempatkan nilai-nilai kemanusiaan, persatuan, dan keadilan sebagai fondasi utama aktivitas ekonomi.
Melalui Pancasilanomics, almarhum berusaha membuktikan bahwa Indonesia memiliki sistem ekonomi yang unik dan sesuai dengan karakter bangsanya. Konsep ini menekankan pentingnya keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan, dan pelestarian lingkungan hidup. Warisan intelektual ini diharapkan dapat terus dikembangkan oleh generasi ekonom selanjutnya.
Peran Strategis di Muhammadiyah dan Organisasi Lainnya
Selain aktif di dunia akademik dan politik, Arif Budimanta meninggal dunia 6 September 2025 juga memiliki peran penting di berbagai organisasi masyarakat. Sebagai Ketua Majelis Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata PP Muhammadiyah, almarhum berkontribusi dalam mengembangkan ekonomi umat dan memberdayakan potensi ekonomi masyarakat Islam Indonesia.
Muhadjir Effendy, Ketua PP Muhammadiyah Bidang Ekonomi dan Bisnis, mengonfirmasi kabar duka ini dengan penuh kesedihan. “Kami kehilangan sosok yang sangat berdedikasi untuk kemajuan ekonomi umat dan bangsa,” ungkapnya. Posisi strategis Arif di Muhammadiyah memungkinkannya untuk menerjemahkan konsep-konsep ekonomi Islam modern ke dalam praktik nyata.
Almarhum juga tercatat sebagai Founder dan Senior Advisor Indonesian Center for Sustainable Development (ICSD), organisasi yang fokus pada isu-isu pembangunan berkelanjutan. Melalui ICSD, Arif aktif mempromosikan konsep green economy dan sustainable development yang sejalan dengan prinsip-prinsip Pancasilanomics. Kiprahnya di organisasi ini menunjukkan komitmennya terhadap isu lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Kontribusi di The Megawati Institute dan Dunia Politik
Arif Budimanta meninggal dunia 6 September 2025 juga dikenal melalui perannya sebagai Executive Director The Megawati Institute sejak 2008. Lembaga think tank yang didirikan oleh Megawati Soekarnoputri ini menjadi wadah bagi almarhum untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran strategis tentang kebijakan publik dan ekonomi politik Indonesia.
Di The Megawati Institute, Arif terlibat dalam berbagai penelitian dan kajian kebijakan yang memberikan rekomendasi kepada pemerintah dan partai politik. Posisi ini memungkinkannya untuk menjembatani dunia akademik dengan praktik politik, sehingga hasil penelitiannya dapat diimplementasikan dalam kebijakan nyata.
Andreas Hugo Pareira, Ketua DPP PDIP, mengonfirmasi kabar meninggalnya Arif dengan menyatakan bahwa partai kehilangan salah satu kadernya yang paling berdedikasi. “Pak Arif adalah sosok yang selalu memberikan masukan konstruktif untuk kemajuan partai dan bangsa,” ungkap Andreas. Kontribusinya dalam merumuskan platform ekonomi PDIP sangat signifikan, terutama dalam mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dengan kebijakan ekonomi modern.
Respons dan Kenangan dari Tokoh Nasional
Kepergian Arif Budimanta meninggal dunia 6 September 2025 mendapat respons dari berbagai kalangan, mulai dari akademisi, politisi, hingga aktivis ekonomi. Prof. Didik J. Rachbini menekankan bahwa almarhum adalah sosok yang kritis namun konstruktif dalam memberikan masukan terhadap kebijakan ekonomi pemerintah.
“Arif selalu bergerak dalam sunyi, tidak mencari popularitas, tetapi pemikirannya sangat berpengaruh dalam membentuk kebijakan ekonomi nasional,” kenang Prof. Didik. Menurutnya, almarhum memiliki kemampuan unik dalam menggabungkan teori ekonomi dengan praktik kebijakan, sehingga ide-idenya selalu aplikatif dan realistis.
Muhadjir Effendy dari PP Muhammadiyah menambahkan bahwa Arif adalah sosok yang sangat peduli terhadap kondisi ekonomi umat. “Beliau selalu memikirkan bagaimana ekonomi Islam dapat berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas,” ungkapnya. Dedikasi almarhum terhadap pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi kerakyatan menjadi inspirasi bagi banyak kalangan.
Warisan Pemikiran dan Karya Tulis
Arif Budimanta meninggal dunia 6 September 2025 meninggalkan warisan intelektual yang sangat berharga melalui berbagai karya tulis dan pemikirannya tentang ekonomi Pancasila. Selain buku “Pancasilanomics: Jalan Keadilan dan Kemakmuran” yang menjadi magnum opus-nya, almarhum juga menulis berbagai artikel dan makalah tentang ekonomi politik, pembangunan berkelanjutan, dan kebijakan publik.
Pemikiran almarhum tentang ekonomi Pancasila tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga praktis dan dapat diimplementasikan. Konsep-konsepnya tentang keadilan ekonomi, pemerataan pendapatan, dan pembangunan berkelanjutan menjadi referensi penting bagi para pembuat kebijakan dan akademisi ekonomi.
Warisan intelektual ini diharapkan dapat terus dikembangkan oleh generasi penerus, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang semakin kompleks. Pancasilanomics yang digagasnya dapat menjadi alternatif sistem ekonomi yang sesuai dengan karakter dan nilai-nilai bangsa Indonesia, sehingga tidak terjebak pada dikotomi kapitalisme versus sosialisme.
Jejak Kepemimpinan di Komite Nasional Ekonomi dan Industri
Selain berbagai posisi yang telah disebutkan, Arif Budimanta meninggal dunia 6 September 2025 juga tercatat sebagai Wakil Ketua Komite Nasional Ekonomi dan Industri Indonesia (KNEII), sebuah badan yang dibentuk pada 2016 untuk mendukung kesuksesan Kabinet Presiden dalam menentukan kebijakan ekonomi dan industri. Dalam kapasitas ini, almarhum juga berperan sebagai Senior Advisor untuk Menteri Keuangan.
Posisi strategis di KNEII memungkinkan Arif untuk memberikan kontribusi langsung dalam perumusan kebijakan ekonomi makro Indonesia. Pengalaman dan keahliannya dalam bidang ekonomi pembangunan berkelanjutan sangat dibutuhkan dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi nasional, mulai dari isu fiskal, moneter, hingga pembangunan infrastruktur.
Kontribusinya di KNEII tidak hanya sebatas memberikan saran kebijakan, tetapi juga membantu dalam proses koordinasi antar kementerian dan lembaga terkait. Kemampuannya dalam memahami kompleksitas birokrasi dan dinamika politik membuat masukan-masukannya selalu relevan dan dapat diimplementasikan.
Dampak Kepergian bagi Dunia Ekonomi Indonesia
Meninggalnya Arif Budimanta meninggal dunia 6 September 2025 pada usia 57 tahun meninggalkan kekosongan besar dalam dunia ekonomi Indonesia, khususnya dalam pengembangan pemikiran ekonomi Pancasila. Usia yang masih relatif muda menunjukkan bahwa masih banyak potensi kontribusi yang belum dapat diwujudkannya untuk kemajuan bangsa.
Dunia akademik kehilangan seorang pemikir yang produktif dan visioner. Sebagai dosen Pascasarjana UI dan anggota Royal Economic Society London, almarhum memiliki kredibilitas internasional yang dapat mengangkat nama baik ekonom Indonesia di kancah global. Kepergiannya tentu akan dirasakan oleh para mahasiswa dan rekan sejawat di dunia akademik.
Di bidang politik dan kebijakan publik, kepergian Arif juga meninggalkan dampak yang signifikan. Sebagai mantan Staf Khusus Presiden dan tokoh PDIP, almarhum memiliki pengalaman berharga dalam menerjemahkan konsep ekonomi akademik menjadi kebijakan praktis. Pengalaman ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi yang semakin kompleks di masa depan.
Proses Pemakaman dan Ucapan Belasungkawa
Kabar duka Arif Budimanta meninggal dunia 6 September 2025 disampaikan langsung oleh keluarga melalui pernyataan resmi yang menyatakan: “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Dengan penuh duka cita, kami mengabarkan bahwa ayah kami, Bapak Arif Budimanta, telah berpulang ke Rahmatullah pada hari ini, 6 September 2025, pukul 00.06 WIB di Jakarta.”
Pihak keluarga memohon doa agar almarhum diampuni segala dosa-dosanya dan diterima amal ibadahnya. Prosesi pemakaman dilaksanakan dengan protokol yang sesuai dengan ajaran agama dan keinginan keluarga, dengan tetap memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan para pelayat.
Berbagai tokoh nasional dan organisasi telah menyampaikan ucapan belasungkawa dan turut berduka cita atas kepergian almarhum. Ucapan-ucapan tersebut tidak hanya bersifat formal, tetapi juga mencerminkan penghargaan mendalam terhadap kontribusi dan dedikasi Arif Budimanta selama hidupnya untuk kemajuan bangsa Indonesia.
Warisan yang Harus Diteruskan
Kepergian Arif Budimanta meninggal dunia 6 September 2025 pada 6 September 2025 meninggalkan kehilangan besar bagi dunia ekonomi, akademik, dan politik Indonesia. Sosok ekonom senior yang dikenal sebagai penggagas Pancasilanomics ini telah memberikan kontribusi luar biasa melalui berbagai peran strategisnya, mulai dari dosen UI, mantan Staf Khusus Presiden Jokowi, hingga Ketua Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah.
Warisan intelektual terbesar almarhum berupa konsep Pancasilanomics harus terus dikembangkan dan diimplementasikan sebagai alternatif sistem ekonomi yang sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia. Pemikiran-pemikirannya tentang ekonomi berkeadilan, pembangunan berkelanjutan, dan pemerataan ekonomi menjadi panduan penting dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang semakin kompleks.
Kontribusinya di berbagai organisasi dan lembaga, mulai dari The Megawati Institute, Indonesian Center for Sustainable Development, hingga Komite Nasional Ekonomi dan Industri, menunjukkan dedikasi totalnya untuk kemajuan bangsa. Pengalaman praktisnya dalam merumuskan kebijakan ekonomi nasional menjadi aset berharga yang harus dipelajari dan diteladani oleh generasi ekonom selanjutnya.
Respons berbagai tokoh nasional yang mengenang almarhum sebagai sosok intelektual produktif, kritis namun konstruktif, dan bergerak dalam sunyi menunjukkan betapa besarnya pengaruh dan kontribusinya bagi Indonesia. Meskipun telah berpulang, pemikiran dan karya-karyanya akan terus hidup dan memberikan inspirasi bagi pembangunan ekonomi Indonesia yang lebih berkeadilan dan berkelanjutan.
Mari kita teruskan perjuangan almarhum Arif Budimanta dalam mengembangkan ekonomi Pancasila yang berkeadilan dan berkelanjutan. Para akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan perlu mempelajari dan mengimplementasikan konsep Pancasilanomics sebagai alternatif sistem ekonomi yang sesuai dengan karakter bangsa Indonesia. Generasi muda ekonom Indonesia harus mengambil estafet perjuangan ini untuk mewujudkan cita-cita ekonomi yang mandiri, berkeadilan, dan berdaya saing global. Semoga amal dan perjuangan beliau menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus berkontribusi bagi kemajuan bangsa Indonesia.