Liramedia– Anggota Komisi III DPR RI Rizki Faisal menyatakan bahwa ekspresi budaya populer global terkait munculnya fenomena bendera “One Piece” tidak boleh menghilangkan nilai-nilai kebangsaan. Menurutnya, hal ini bisa bersifat sensitif jika simbol asing dipasang seperti bendera nasional di tempat umum, sehingga semua pihak perlu memperhatikan fenomena tersebut dengan hati-hati.
“Kita tidak boleh mengabaikan dampak psikososialnya,” ujar Rizki, Jumat (2/8).
Ia sepenuhnya mendukung ajakan Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad agar selalu waspada terhadap segala upaya yang bisa memecah belah bangsa, khususnya mengenai fenomena One Piece yang muncul menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. “Saya rasa apa yang disampaikan Pak Dasco sebagai pimpinan DPR RI sangat tepat. Anak muda kita tidak boleh terjebak dalam upaya apapun yang berpotensi memecah belah bangsa,” ujarnya.
“Jangan sampai ekspresi budaya populer justru dimanfaatkan dan berkembang menjadi tanda perlawanan yang berpotensi memicu perpecahan,” tambah Rizki.
Sebagai anggota DPR RI yang menangani hukum, keamanan, dan hak asasi manusia, ia juga mendorong aparat penegak hukum untuk bersikap seimbang dan tetap waspada. Ia menginginkan pendekatan yang lebih edukatif, serta memperhatikan potensi penyusupan narasi provokatif melalui simbol-simbol budaya.
“Kami di Komisi III akan terus memantau agar ruang ekspresi tetap sehat, bebas, namun tetap berada dalam batasan cinta tanah air dan tidak memicu perasaan yang dapat mengarah pada perpecahan,” ujarnya.
Rizki juga mengajak seluruh lapisan masyarakat, termasuk tokoh pemuda dan komunitas digital, untuk lebih cerdas dalam memilih simbol-simbol yang ditampilkan di ruang umum, khususnya menjelang perayaan nasional. “Mari kita merayakan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia dengan semangat persatuan dan simbol-simbol yang memperkuat identitas bangsa, bukan justru mengaburkan makna kebangsaan kita,” ujarnya, dilaporkan dariAntara.