Home Lainnya Eks Panglima TNI Tak Percaya Marsma Fajar Gugur dalam Kecelakaan

Eks Panglima TNI Tak Percaya Marsma Fajar Gugur dalam Kecelakaan

13
0
Eks Panglima TNI Tak Percaya Marsma Fajar Gugur dalam Kecelakaan

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat, Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto, mengakui awalnya tidak percaya mendengar berita kematian Marsma TNI Fajar Adriyanto setelah pesawat pelatihan yang dia kemudikan jatuh di Bogor, Jawa Barat, pada hari Minggu (3/8).

Ia mengatakan hal tersebut setelah melakukan kunjungan ke rumah duka yang terletak di Kompleks TNI AU, Jalan Triloka XI, Pancoran, Jakarta Selatan.

Hadi mengatakan, berita kematian Fajar didapatkannya setelah pesawat pelatihan tersebut baru saja jatuh. Informasi ini berasal dari pihak Federasi Aerospot Indonesia (FASI).

“Pagi itu saat kecelakaan terjadi dan beberapa teman di FASI yang dahulunya menjadi binaan saya memberitahukan hal tersebut kepada saya,” kata Hadi kepada awak media, Minggu (3/8).

“Bahkan dari FASI mengetahui bahwa Bapak Fajar ini juga memiliki hubungan yang baik dengan saya. Oleh karena itu, saya diberitahu dan sempat meragukan, apakah benar begitu,” ujarnya.

Hadi menganggap bahwa Fajar mempunyai pengalaman yang lumayan besar dalam mengemudikan pesawat terbang. Khususnya, ia pernah membawa pesawat tempur jenis F-16.

“Saya mengamati bahwa Bapak Fajar memiliki pengalaman yang sangat luas dalam penerbangan serta pernah mengemudikan pesawat F-16, saya meragukannya. Namun ketika saya berkomunikasi dengannya, ternyata benar saja, Bapak Fajar telah mengalami kecelakaan,” katanya.

Hadi menilai Fajar sebagai salah satu prajurit terunggul di Angkatan Udara Republik Indonesia berkat berbagai pencapaian yang ia raih. Ia juga mengingat Fajar sebagai pribadi yang taat aturan serta menjunjung tinggi senioritas.

“Bapak Fajar merupakan seorang perwira yang sangat disiplin, tekun, menghormati senior, serta suka berdiskusi dan selalu siap mendengar ketika senior memberikan penjelasan atau petunjuk kepada orang terkait,” ujar dia.

“Ikut merasa kehilangan dengan sosok yang sangat ramah berkomunikasi, sering menyapa, dan setiap kali kami mengirim pesan WhatsApp, jika tidak dibalas langsung, kami akan mencari tahu, biasanya hanya dalam waktu kurang dari satu menit sudah mendapat balasan,” katanya.

Baca Juga:  Psikolog Ungkap Obrolan Terakhir Arya Daru: Pembicaraan soal Kematian Buat Merinding

Selanjutnya, Hadi juga menggambarkan Fajar sebagai seseorang dengan lingkaran teman yang sangat luas.

“Ya, untuk persahabatan memang sangat luas, hingga ia aktif dalam Federasi Aerospot Indonesia, yang memang menjadi hobi nya sebagai penerbang, jadi ia suka terbang pesawat-pesawat kesenangan seperti yang tadi pagi mereka lakukan,” ujar Hadi.

Hadi kembali teringat ketika ia mempercayakan tugas kepada Fajar sebagai Komandan Pangkalan Udara Manuhua di Biak Numfor, Papua, pada bulan Oktober 2017. Pada masa tersebut, Hadi menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU).

Dia mengatakan bahwa Fajar merupakan seorang perwira yang tekun dan mempunyai disiplin yang baik sebagai bawahan pada masa itu.

“Setiap malam setelah pesawat mendarat, selain wajib melakukan pelaporan ke Puskodal Mabes AU sesuai aturan, Pak Fajar selalu menyampaikan kabar kepada saya via WhatsApp,” kata dia.

“Iya, isiannya antara lain, operasi penerbangan hingga saat ini tetap aman, dalam hal aktivitas kesehatan dan kegiatan sosial semuanya telah tersedia secara memadai, mengingat sebagian besar dukungan kami berada pada pasokan-pasokan logistik di daerah-daerah dataran tinggi, ya, melalui Lanud Biak, mereka senantiasa memberikan laporan kepada saya,” tutupnya.

Pada sebelumnya, pesawat pelatihan sipil berjenis fixed wing bernama Quicksilver GT500 dengan nomor registrasi PK-S126 yang dimiliki oleh Federasi Aerospot Indonesia (FASI) mengalami kecelakaan pada hari Minggu (3/8). Pesawat tersebut jatuh di wilayah Ciampea, Bogor, Jawa Barat.

Kapten pesawat adalah Marsma TNI Fajar Adriyanto yang bertugas sebagai penerbang, sedangkan Roni Ahmad berperan sebagai copilot.

Peristiwa tersebut menyebabkan kematian Marsma TNI Fajar. Dia meninggal setelah sampai di Rumah Sakit Angkatan Udara Dr. M. Hassan Toto, yang terletak di Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di sisi lain, Roni menderita cedera parah.

Baca Juga:  Cancer, Besok Anda Akan Dihadapkan pada Pilihan Besar! Saksikan Ramalan Karier Zodiak Cancer untuk 6 Mei 2025

Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau), Marsma I Nyoman Suadyana, menyatakan bahwa pesawat itu kehilangan komunikasi pada pukul 09.19 WIB dan akhirnya ditemukan jatuh dekat area TPU Astana.

Sampai saat ini, penyebab kecelakaan masih dalam proses pencarian informasi. Saat ini, tempat terjadinya kecelakaan sedang diteliti lebih lanjut.

Saat ini, jasad Fajar telah dipasang di tempat pelayatan khusus yang terletak di Kompleks TNI AU, Jalan Triloka XI, Pancoran, Jakarta Selatan.

Jenazah Fajar akan dikuburkan di Probolinggo, Jawa Timur, pada hari Senin (4/8). Sebelumnya jenazah Fajar akan dipindahkan ke Malang, Jawa Timur, dengan menggunakan pesawat Hercules.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here