Arif Junaidi berhasil meraih hasil positif melalui strategi Herry IP yang awalnya susah ia pahami, setelah mengalahkan ganda putra Indonesia, Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani dalam laga final Macau Open 2025.
Dengan Roy King Yap, Arif tampil cukup kuat pada hari Minggu (3/8/2025), di Macao East Asian Games Dome, Cotai, Makau.
Mereka comeback dari dua kesempatan kehilangan peluang dalam permainan pertama maupun kedua.
Selain menghadapi Sabar/Reza, situasi di lapangan turut memperberat tantangan yang dihadapi atlet Malaysia itu.
Sebagaimana diketahui, air dari AC mengalir ke lapangan selama pertandingan berlangsung.
Pasangan tersebut tetap mengajukan permohonan untuk lapangan diganti, sehingga pertandingan sering ditunda di setiap poinnya.
Di balik keberhasilannya, perhatian tertuju pada sentuhan tangani dingin pelatih asal Indonesia, Herry IP.
Setelah dijalin perjanjian dengan Malaysia, para atlet negara tetangga tersebut semakin menunjukkan keunggulannya.
Yang menarik adalah Arif menyatakan bahwa strategi Herry pernah sulit baginya diterapkan.
Namun, usahanya membuahkan keberhasilan yang menggembirakan dalam laga melawan Sabar/Reza kemarin.
Arif juga menyatakan bahwa kedatangan Herry merupakan salah satu faktor penting dalam kemenangan mereka berdua.
“Awalnya, kami menghadapi tantangan dalam strategi yang diterapkan oleh Pelatih Herry,” katanya, sebagaimana dikutip dari NST.com.my.
Tetapi, setelah lima kali kompetisi berlangsung bersamanya, kami akhirnya menyesuaikan diri.
Reza memiliki catatan yang lebih bagus, yaitu 3-1 melawan kami.
Petunjuk dari Pelatih Herry, termasuk rekaman analisis sebelum pertandingan puncak, memberikan pengaruh signifikan.
“Keberadaannya di pinggir lapangan membuat kami lebih percaya diri,” lanjut Arif.
Tidak hanya meraih gelar juara, kemenangan pertandingan hari itu juga mengakhiri rasa sakit hati Arif/Roy terhadap Sabar/Reza.
Sebelumnya, mereka kalah dari pasangan Indonesia dalam pertandingan final Spain Masters 2024.
“Ikut kaget karena kondisi yang sedang berlangsung,” katanya.
Saat sedang menyemprot, air mengalir ke atas kepala saya.
“Saya berusaha mengingat-ingat bahwa lawan juga menghadapi kesulitan yang sama. Oleh karena itu, saya berusaha untuk tetap fokus 100 persen.”
Sudah lama kami menantikan momen ini… Kali ini kami kalah oleh mereka di babak final (Spain Masters) tahun lalu.
“Maka, saya merasa bahagia dapat membayar balas dendam itu,” tambah Arif.