Home Entertainment Him movie 2025 dengan Marlon Wayans mengecewakan kritikus

Him movie 2025 dengan Marlon Wayans mengecewakan kritikus

21
0
Him movie 2025 dengan Marlon Wayans mengecewakan kritikus

Him Movie Raih 5.6/10 IMDb: Marlon Wayans Gagal Membawa Jordan Peele Productions Ke Puncak

Him movie 2025 dengan Marlon Wayans mengecewakan kritikus… Review lengkap film horror-sport Jordan Peele yang dirilis 19 September 2025.

Him movie yang ditunggu-tunggu akhirnya menemui penonton pada 19 September 2025, namun sayangnya tidak memenuhi harapan tinggi yang dibangun dari nama besar di baliknya. Diproduksi oleh Jordan Peele melalui Monkeypaw Productions dan dibintangi Marlon Wayans, film horror-sport ini seharusnya menjadi terobosan baru dalam genre hybrid. Namun kenyataannya, rating IMDb 5.6/10 dan review kritikus yang beragam menunjukkan bahwa eksekusi tidak sesuai dengan konsep yang menjanjikan.

Mengapa film yang menggabungkan dunia olahraga American Football dengan elemen supernatural ini gagal memenuhi ekspektasi? Bagaimana performa Marlon Wayans yang diklaim “scary good” namun tetap tidak mampu menyelamatkan narasi yang kacau? Mari kita bedah tuntas kelebihan dan kekurangan film yang disutradarai Justin Tipping ini, serta mengapa Him movie menjadi salah satu proyek Jordan Peele yang paling kontroversial tahun ini.

Him movie 2025 dengan Marlon Wayans mengecewakan kritikus

Sinopsis dan Konsep Dasar Him Movie

Plot yang Menjanjikan Namun Eksekusi Bermasalah

Him movie mengisahkan seorang atlet muda berbakat bernama Gabriel (Tyriq Withers) yang mendapat kesempatan emas berlatih dengan legenda quarterback NFL yang hampir pensiun. Seorang atlet muda terjerumus ke dunia teror ketika diundang berlatih dengan juara legendaris yang karismanya berubah menjadi sesuatu yang lebih gelap. Konsep ini sebenarnya sangat menarik – menggabungkan obsesi dalam dunia olahraga dengan elemen horror psikologis.

Setting film berlangsung di kompleks pelatihan terisolasi milik quarterback veteran tersebut, menciptakan atmosfer claustrophobic yang sempurna untuk genre horror. Seorang pemain football muda yang menjanjikan mengalami minggu pelatihan dari neraka di bawah bimbingan idolanya, seorang quarterback bintang karismatik yang hampir pensiun. Premis ini memberikan ruang eksplorasi tema mentorship yang berubah menjadi toxic, namun sayangnya tidak digarap dengan optimal.

Elemen Supernatural yang Membingungkan

Salah satu kelemahan utama Him movie adalah penanganan elemen supernatural yang terkesan setengah hati. Thriller formulaik ini mengajukan pertanyaan-pertanyaan menarik, kemudian membuangnya untuk mitologi yang tidak jelas dan membingungkan. Film ini seperti tidak yakin apakah ingin menjadi thriller psikologis realistis atau film supernatural penuh, sehingga berakhir di zona abu-abu yang tidak memuaskan.

Mythology yang dibangun dalam film terasa dipaksakan dan tidak memiliki foundation yang kuat. Audience dibiarkan bertanya-tanya tentang aturan dunia supernatural dalam film ini tanpa mendapat jawaban yang memuaskan. Hal ini membuat pengalaman menonton menjadi frustrasi, terutama bagi penonton yang mengharapkan kejelasan naratif seperti karya-karya Jordan Peele sebelumnya.

Analisis Performa Marlon Wayans dan Cast

Marlon Wayans: Bright Spot di Tengah Kekacauan

Meski film ini menuai kritik keras, hampir semua review sepakat bahwa Marlon Wayans memberikan performa terbaiknya. Film horror sport yang aneh ini memiliki beberapa momen stylish dan performa yang benar-benar hebat dari Marlon Wayans. Transformasi Wayans dari komedian ke aktor serius dalam genre horror menunjukkan range acting yang mengejutkan banyak pihak.

Wayans berhasil menciptakan karakter antagonis yang complex – seorang mentor yang tampak suportif namun menyimpan agenda gelap. Kemampuannya beralih antara karismatis dan menakutkan memberikan dimensi pada karakter yang otherwise bisa jadi flat. Jordan Peele yang memproduksi hybrid genre sports-horror ini sebagian besar berhasil menemukan ketakutan di gridiron. Sayangnya, performa solid Wayans tidak cukup untuk menutupi kelemahan skrip.

Baca Juga:  Review The Conjuring Last Rites (2025): Finale Menakutkan yang Mengakhiri Era Ed dan Lorraine Warren

Tyriq Withers dan Supporting Cast

Sebagai newcomer, Tyriq Withers menunjukkan potensi namun masih terlihat kaku dalam beberapa scene emosional. Chemistry antara Withers dan Wayans cukup convincing untuk dynamic mentor-student yang toxic, namun development karakter Gabriel terasa kurang explore. Julia Fox yang bergabung dengan cast pada February 2025 memberikan supporting performance yang adequate namun tidak memorable.

Tim Heidecker dan Jim Jefferies sebagai supporting cast memberikan kontribusi minimal dalam storyline. Casting choices secara keseluruhan terasa safe dan tidak mengambil risiko kreatif yang bisa elevate material. Ensemble cast gagal menciptakan chemistry yang kuat, sehingga dynamic group dalam setting terisolasi tidak terasa natural.

Him movie 2025 dengan Marlon Wayans mengecewakan kritikus

 

Review Teknis: Directing, Cinematography, dan Sound Design

Justin Tipping’s Direction: Ambisi vs Eksekusi

Sutradara Justin Tipping menunjukkan ambisi besar dalam menggarap Him movie, namun eksekusi tidak selalu sejalan dengan visi. Busuk dan hampa, film horror football yang brain-dead karya Justin Tipping ini sangat buruk secara tak terpahami. Kritik keras ini merefleksikan ketidakpuasan terhadap direction yang inconsistent dan pacing yang bermasalah.

Tipping berhasil menciptakan beberapa sequence yang genuinely creepy, terutama dalam training montages yang berubah menjadi nightmare-ish. Namun, transisi antara genre sports dan horror terasa janky dan tidak smooth. Direction gagal maintain tension yang steady, sehingga audience experience menjadi roller coaster yang tidak pleasant.

Visual dan Audio: Kekuatan Teknis yang Terbuang

Dari segi cinematography, Him movie menampilkan visual yang competent dengan beberapa shots yang genuinely striking. Kontras antara wide shots lapangan football dengan tight, claustrophobic indoor scenes menciptakan visual language yang menarik. Color grading yang gradually shifts dari warm tones ke cold, desaturated palette menunjukkan attention to detail.

Bobby Krlic telah menggubah score untuk film ini pada April 2025. Soundtrack film dijadwalkan rilis pada September. Sound design oleh Bobby Krlic (The Haxan Cloak) menunjukkan kualitas production value yang tinggi. Score berhasil menciptakan atmospheric tension, meski tidak selalu sinkron dengan visual storytelling. Sound mixing antara natural stadium sounds dengan supernatural elements cukup effective dalam beberapa key scenes.

Komparasi dengan Karya Jordan Peele Productions Lainnya

Standard Monkeypaw Productions yang Tidak Terpenuhi

Sebagai bagian dari Monkeypaw Productions, Him movie diharapkan memiliki kualitas storytelling dan social commentary yang tajam seperti karya-karya Jordan Peele. Film supernatural psychological sports horror Amerika 2025 ini disutradarai Justin Tipping, co-written by Skip Bronkie, Zack Akers, dan Tipping, serta diproduksi oleh Jordan Peele’s Monkeypaw Productions. Sayangnya, film ini tidak mencapai standard yang sudah established oleh Get Out, Us, atau Nope.

Kekuatan utama Monkeypaw Productions biasanya terletak pada ability mereka untuk weaving social issues ke dalam narrative horror. Him movie mencoba mengeksplorasi tema toxic masculinity dalam sports culture, namun execution terasa superficial dan tidak mendalam. Lack of clear thematic statement membuat film ini terasa seperti missed opportunity.

Baca Juga:  Review The Conjuring Last Rites (2025): Finale Menakutkan yang Mengakhiri Era Ed dan Lorraine Warren

Positioning dalam Landscape Horror 2025

Dalam konteks horror films 2025, Him movie gagal stand out di antara kompetitor yang lebih strong. Genre hybrid sports-horror sebenarnya relatif fresh territory yang bisa menjadi unique selling point. Namun, execution yang mediocre membuat film ini terlupakan di tengah lineup horror yang lebih memorable tahun ini.

Comparatively, film ini tidak memiliki cultural impact yang significant seperti predecessors dari Monkeypaw. Absence of viral moments atau quotable scenes menunjukkan bahwa film ini gagal create lasting impression pada audience. Social media buzz juga minimal dibanding expectation untuk Peele-produced project.

Box Office Performance dan Critical Reception

Opening Weekend dan Proyeksi Finansial

Him dirilis secara nationwide pada Jumat, 19 September 2025. Performance box office opening weekend menunjukkan angka yang modest, tidak spectacular namun juga tidak disaster. Universal Pictures sebagai distributor memiliki expectation yang reasonable mengingat budget production yang moderate untuk standards horror film.

Competition pada weekend release cukup ketat dengan 20 film lain yang rilis bersamaan, termasuk A Big Bold Beautiful Journey dan Xeno. Market saturation ini berdampak pada box office performance yang tidak optimal. Word of mouth yang mixed juga tidak membantu legs film untuk sustain di minggu-minggu berikutnya.

Critical Consensus dan Audience Score

Review dari critics menunjukkan polarization yang interesting. Review ‘Him’ dengan Marlon Wayans sebagai mentor quarterback Tyriq Withers dalam hybrid pigskin dan horror dari produser Jordan Peele menunjukkan bahwa critics recognize the ambition namun disappointed dengan execution. Rotten Tomatoes score yang belum final masih showing mixed reception.

Dalam thriller sport yang mengerikan ini, Marlon Wayans berperan sebagai quarterback mirip Tom Brady yang menyiksa calon penggantinya. Audience score cenderung lebih harsh dibanding critics, menunjukkan disconnect antara professional reviewers dan general moviegoers. IMDb rating 5.6/10 reflects lukewarm reception dari audience yang expect more dari Peele-associated project.

 

Tema dan Subtext: Analisis Mendalam

Toxic Masculinity dalam Sports Culture

Him movie berusaha mengeksplorasi dark side dari sports culture, khususnya American Football yang notoriously masculine dan aggressive. Theme mentorship yang berubah menjadi abuse relationship cukup relevant dengan isu-isu kontemporer dalam dunia olahraga. Namun, exploration tema ini tidak cukup nuanced dan terkadang heavy-handed dalam delivery.

Film ini mencoba address pressure yang dihadapi young athletes untuk succeed at any cost, termasuk sacrificing mental health dan personal relationships. Veterans yang exploit newcomers untuk maintain their relevance juga menjadi subtext yang menarik. Unfortunately, these themes tidak fully developed dan hanya touched surface level.

Religious dan Spiritual Undertones

Elemen supernatural dalam Him movie memiliki undertones religious yang tidak fully explored. References ke sacrifice, devotion, dan faith dalam context sports performance menciptakan parallel dengan religious worship yang could be compelling kalau digarap lebih dalam. Title “Him” itself could refer to multiple entities – the mentor, the sport, or something more supernatural.

Baca Juga:  Review The Conjuring Last Rites (2025): Finale Menakutkan yang Mengakhiri Era Ed dan Lorraine Warren

Spiritual aspect dari athletic excellence sebagai form of transcendence adalah tema yang rich untuk exploration. Film ini hints at these concepts namun tidak commit untuk truly dive deep. Missed opportunity ini membuat thematic depth film terasa shallow dibanding potential yang ada.

Him movie 2025 dengan Marlon Wayans mengecewakan kritikus

Technical Aspects: Production Design dan Special Effects

Set Design dan Location Choices

Production design Him movie cukup solid dalam menciptakan authentic football training facility yang isolated dan intimidating. Set decoration detail-oriented dalam menciptakan environment yang feels lived-in dan realistic. Contrast antara modern training equipment dengan traditional, almost cult-like elements menciptakan visual dichotomy yang interesting.

Location shooting di actual football facilities memberikan authenticity yang penting untuk sports genre. Lighting design yang gradually shifts dari bright, motivational atmosphere ke dark, oppressive mood menunjukkan thoughtful approach dalam visual storytelling. Production value secara keseluruhan adequate untuk budget range film ini.

Special Effects dan Practical Work

CGI work dalam Him movie minimal namun effective ketika digunakan. Priority pada practical effects dan in-camera tricks memberikan grounded feel yang important untuk psychological horror elements. Special effects team berhasil create beberapa genuinely disturbing imagery tanpa over-reliance pada digital manipulation.

Stunt coordination untuk football sequences menunjukkan professional quality yang convincing. Athletic choreography realistic dan tidak over-dramatized, maintaining credibility penting untuk sports portion film. Balance antara practical stunts dan safety considerations handled dengan baik oleh crew.

Potensi Besar yang Tidak Terealisasi

Him movie represents missed opportunity dalam landscape horror cinema 2025. Dengan backing Jordan Peele’s Monkeypaw Productions, talented cast led by Marlon Wayans, dan konsep genre hybrid yang fresh, film ini memiliki semua ingredients untuk success. Namun, execution yang inconsistent, skrip yang underdeveloped, dan direction yang tidak fokus membuat potensi besar ini tidak terealisasi dengan maksimal.

Kekuatan film terletak pada performa Marlon Wayans yang genuinely compelling dan beberapa sequence yang effectively creepy. Production value yang solid dan sound design yang atmospheric juga menjadi bright spots. Namun, kelemahan fundamental dalam storytelling dan character development tidak bisa ditutupi oleh elemen-elemen positif tersebut.

Bagi penggemar horror yang mencari experience yang challenging dan thought-provoking, Him movie mungkin akan mengecewakan. Namun, bagi viewers yang appreciate ambitious failures dan ingin melihat Marlon Wayans dalam territory baru, film ini masih worth watching dengan expectation yang adjusted. Rating 5.6/10 IMDb cukup accurate reflect kualitas film yang average dengan sparks of brilliance yang tidak sustainable.

Jika Anda tertarik menonton Him movie, pastikan untuk managing expectations dan focus pada aspek-aspek positif seperti Wayans’ performance dan technical achievements. Consider watching dengan open mind terhadap experimental approach, meski hasil akhirnya tidak sepenuhnya satisfying. Diskusikan pendapat Anda setelah menonton – film ini pasti akan generate interesting conversations tentang sports culture dan horror genre conventions.

Disclaimer: Review ini berdasarkan critical consensus dan audience reception yang tersedia. Pengalaman individual viewing mungkin berbeda tergantung preferensi personal terhadap genre dan storytelling approach.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here