Home Berita Sally Rooney Dilarang Masuk UK karena Dukung Palestine Action, Terancam Hukum Anti-Teror

Sally Rooney Dilarang Masuk UK karena Dukung Palestine Action, Terancam Hukum Anti-Teror

43
0

Sally Rooney Tak Bisa Masuk Inggris Lagi, Novelis Normal People Hadapi Ancaman Hukum Anti-Teror

Sally Rooney Dilarang Masuk UK karena Dukung Palestine Action, Terancam Hukum Anti-Teror, novelis Ireland penulis bestseller “Normal People” dan “Beautiful World, Where Are You”, menghadapi krisis diplomatik serius setelah pemerintah Inggris memperingatkannya bahwa dukungannya terhadap Palestine Action—organisasi yang baru-baru ini dilarang sebagai kelompok teroris—dapat melanggar Undang-Undang Anti-Terorisme. Kontroversi ini memaksa penulis berusia 34 tahun tersebut membatalkan kehadiran di acara penghargaan London dan menyatakan tidak dapat “dengan aman memasuki UK” tanpa risiko penangkapan.

Kronologi Kontroversi yang Menggemparkan Dunia Sastra

Awal Mula Dukungan Kontroversial Rooney

Sally Rooney memulai kontroversi ini pada Agustus 2025 ketika dia secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap Palestine Action, sebuah organisasi aktivis yang kemudian dilarang oleh pemerintah Inggris. Dalam artikel yang ditulisnya, Rooney menuduh pemerintah UK “dengan sengaja melucuti hak-hak dasar dan kebebasan warga negaranya sendiri, termasuk hak untuk mengekspresikan dan membaca pendapat yang berbeda, demi melindungi hubungannya dengan Israel.”

Dukungan Rooney terhadap gerakan pro-Palestina sebenarnya bukanlah hal baru. Sejak 2021, dia telah menolak untuk menerbitkan terjemahan bahasa Ibrani dari novel-novelnya sebagai bentuk solidaritas dengan gerakan BDS (Boycott, Divestment, Sanctions) terhadap Israel. Keputusan ini telah memicu kontroversi di kalangan industri penerbitan internasional dan menghadapkannya pada kritik dari berbagai pihak.

Respons Keras Pemerintah Inggris

Downing Street telah memperingatkan penulis Ireland Sally Rooney bahwa mendukung Palestine Action—sebuah kelompok yang baru-baru ini ditetapkan sebagai organisasi teroris di UK—dapat merupakan tindak pidana menurut Undang-Undang Terorisme. Peringatan resmi dari pemerintah ini menandai eskalasi serius dalam ketegangan antara penulis terkenal ini dengan otoritas Inggris.

Keputusan pemerintah UK untuk mengklasifikasikan Palestine Action sebagai organisasi teroris telah menuai kritik luas dari aktivis hak asasi manusia dan kelompok kebebasan sipil. Mereka menilai bahwa langkah ini merupakan upaya untuk membungkam kritik terhadap kebijakan luar negeri Inggris, terutama terkait konflik Israel-Palestina. Bagi Sally Rooney, peringatan ini bukan hanya ancaman personal, tetapi juga serangan terhadap kebebasan berekspresi dan hak artistik.


Profil Sally Rooney: Dari Penulis Muda Berbakat Menjadi Suara Kontroversial

Perjalanan Karir yang Fenomenal

Sally Rooney lahir pada 20 Februari 1991 di Castlebar, County Mayo, Ireland. Dia menulis novel Conversations with Friends (2017), Normal People (2018), Beautiful World, Where Are You (2021), dan Intermezzo (2024). Dua novel pertamanya diadaptasi menjadi serial televisi Normal People (2020). Kesuksesan luar biasa dari adaptasi BBC ini membuatnya menjadi salah satu penulis paling berpengaruh di generasi milenial.

Novel debutnya “Conversations with Friends” langsung mendapat pengakuan kritikus dan pembaca. Namun, “Normal People” yang mengangkat kisah cinta kompleks antara Marianne dan Connell di Ireland menjadi fenomena global. Novel ini tidak hanya meraih berbagai penghargaan bergengsi, tetapi juga mengubah cara pandang terhadap sastra kontemporer tentang hubungan intim dan dinamika kelas sosial.

Pencapaian dan Pengaruh Literatur

Sally Rooney dijuluki ‘novelis milenial hebat pertama’ setelah menerbitkan beberapa novel yang diterima baik yang menyoroti isu ketimpangan kelas, intimasi, seni, dan politik di abad ke-21. Gaya penulisannya yang minimalis namun mendalam telah mempengaruhi generasi baru penulis dan pembaca di seluruh dunia.

Adaptasi “Normal People” oleh BBC pada 2020 mencapai rating yang luar biasa dan meraih berbagai penghargaan internasional. Serial ini tidak hanya sukses secara komersial, tetapi juga membuka diskusi penting tentang kesehatan mental, seksualitas, dan hubungan antar generasi. Sally Rooney terlibat langsung sebagai penulis naskah, memastikan bahwa visi artistiknya tetap terjaga dalam adaptasi tersebut.

Sally Rooney Dilarang Masuk UK karena Dukung Palestine Action, Terancam Hukum Anti-Teror

Kontroversi BDS dan Penolakan Terjemahan Ibrani

Penolakan Penerbitan Bahasa Ibrani

Sebelum kontroversi Palestine Action, Sally Rooney sudah menghadapi tekanan internasional karena keputusannya menolak penerbitan terjemahan bahasa Ibrani dari novel-novelnya. Pada Oktober 2021, dia menyatakan, “Hak terjemahan bahasa Ibrani untuk novel baru saya masih tersedia, dan jika saya dapat menemukan cara untuk menjual hak-hak ini yang sesuai dengan pedoman boikot institusional gerakan BDS, saya akan sangat senang dan bangga melakukannya.”

Keputusan ini memicu reaksi beragam dari komunitas internasional. Dua jaringan toko buku Israel mengumumkan penarikan semua buku Rooney dari rak-rak mereka pada awal November 2021. Namun, penerbit Israelnya menyatakan akan terus menjual buku-bukunya. Kontroversi ini menunjukkan betapa kompleksnya posisi seorang seniman dalam konflik geopolitik global.

Dukungan dari Komunitas Sastra

Meskipun menghadapi kritik, Sally Rooney juga mendapat dukungan signifikan dari komunitas sastra internasional. Lebih dari 70 penulis dan penerbit, termasuk Kevin Barry dan Rachel Kushner, menandatangani surat yang diorganisir oleh Artists for Palestine UK untuk mendukung keputusannya. Dukungan ini menunjukkan bahwa isu kebebasan artistik dan hak untuk memilih platform politik merupakan concern penting bagi komunitas kreatif global.

Sikap Sally Rooney mencerminkan generasi baru seniman yang tidak ragu menggunakan platform mereka untuk isu-isu politik yang mereka yakini. Meskipun kontroversial, pendirian ini telah memperkuat posisinya sebagai suara penting dalam diskusi tentang tanggung jawab sosial seniman di era modern.

Dampak terhadap Karir dan Masa Depan Karya

Pembatalan Kehadiran di Acara Penghargaan

Novelis Ireland Sally Rooney melewatkan acara penghargaan di London, mengatakan bahwa dia berisiko ditangkap berdasarkan hukum teror karena dukungannya terhadap kelompok aktivis terlarang Palestine Action. Keputusan untuk tidak menghadiri acara bergengsi ini menunjukkan serius situasi yang dihadapi penulis terkenal ini.

Pembatalan kehadiran ini bukan hanya kerugian personal bagi Sally Rooney, tetapi juga simbol dari tekanan yang dihadapi seniman ketika berhadapan dengan kebijakan pemerintah yang kontroversial. Banyak pengamat industri sastra menilai bahwa kasus ini dapat menciptakan preseden berbahaya bagi kebebasan berekspresi seniman di masa depan.

Keputusan tentang Adaptasi Future

Dalam perkembangan yang menarik, penulis Normal People mengungkapkan bahwa dia tidak menerima tawaran apapun untuk mengadaptasi buku ketiganya tahun 2021, Beautiful World, Where Are You, menyusul kesuksesan adaptasi Normal People dan Conversations With Friends. Keputusan ini, yang diumumkan sebelum kontroversi Palestine Action, menunjukkan bahwa Rooney memilih untuk lebih selektif dalam proyeknya.

Keputusan untuk tidak mengadaptasi “Beautiful World, Where Are You” dapat juga dipengaruhi oleh keinginan Sally Rooney untuk mempertahankan kontrol kreatif penuh atas karyanya. Dalam konteks kontroversi politik saat ini, langkah ini mungkin juga merupakan cara untuk menghindari tekanan komersial yang dapat mempengaruhi integritasnya sebagai seniman.


Novel Terbaru dan Evolusi Tema Politik

“Intermezzo” dan Perkembangan Gaya

Novel terbaru Sally Rooney, “Intermezzo” (2024), menunjukkan evolusi dalam gaya penulisan dan eksplorasi tema-tema yang lebih dalam. Meskipun masih mempertahankan karakteristik khas seperti dialog tajam dan analisis psikologis mendalam, novel ini menunjukkan kematangan artistik yang semakin kompleks dalam menghadapi isu-isu kontemporer.

Dalam “Intermezzo”, Sally Rooney tidak hanya mengeksplorasi hubungan personal, tetapi juga mulai lebih eksplisit dalam mengintegrasikan perspektif politik dan sosial dalam naratifnya. Perkembangan ini mencerminkan pertumbuhan intelektual dan artistik seorang penulis yang semakin percaya diri dengan suaranya di panggung global.

Tema Politik dalam Karya Sastra

Keterlibatan politik Sally Rooney bukan fenomena yang terpisah dari karyanya. Sejak novel pertamanya, dia telah secara konsisten mengangkat isu ketimpangan sosial, dinamika kelas, dan kompleksitas hubungan modern. Posisi politiknya yang kontroversial sebenarnya merupakan extension alami dari concern yang sudah lama dia eksplorasi dalam fiksinya.

Kritikus sastra menilai bahwa kontroversi politik ini justru dapat memperdalam apresiasi terhadap karya-karya Sally Rooney. Pembaca kini dapat melihat bahwa tema-tema yang dia angkat dalam novelnya bukan sekadar eksperimen artistik, tetapi refleksi dari keyakinan personal yang mendalam tentang keadilan sosial dan hak asasi manusia.

Sally Rooney Dilarang Masuk UK karena Dukung Palestine Action, Terancam Hukum Anti-Teror

Respons Komunitas Sastra Internasional

Dukungan dan Kritik dari Sesama Penulis

Kontroversi yang melibatkan Sally Rooney telah membelah komunitas sastra internasional. Di satu sisi, banyak penulis dan intelektual yang mendukung haknya untuk mengekspresikan pandangan politik, menganggap tindakan pemerintah UK sebagai bentuk sensor yang berbahaya. Di sisi lain, beberapa pihak mengkritik keputusannya untuk mencampurkan politik dengan karya sastra.

Organisasi-organisasi pembela kebebasan berekspresi seperti PEN International telah menyuarakan keprihatinan mereka terhadap kasus ini. Mereka menilai bahwa ancaman hukum terhadap Sally Rooney dapat menciptakan iklim yang menakutkan bagi seniman lain yang ingin menyuarakan pandangan politik mereka. Precedent ini dinilai dapat melemahkan tradisi panjang keterlibatan seniman dalam isu-isu sosial dan politik.

Dampak terhadap Industri Penerbitan

Kasus Sally Rooney juga berdampak pada industri penerbitan internasional, terutama dalam hal pertimbangan politik dalam keputusan editorial dan distribusi. Penerbit-penerbit besar kini harus mempertimbangkan risiko politik ketika memutuskan untuk menerbitkan atau mendistribusikan karya-karya kontroversial.

Fenomena ini mencerminkan tantangan yang dihadapi industri kreatif di era globalisasi, di mana keputusan artistik dapat memiliki konsekuensi geopolitik yang luas. Para editor dan agen sastra kini harus lebih sensitif terhadap implikasi politik dari karya-karya yang mereka tangani, yang dapat mempengaruhi kebebasan kreatif secara keseluruhan.

Analisis Hukum dan Implikasi Kebebasan Berekspresi

Undang-Undang Anti-Terorisme dan Kebebasan Sipil

Penggunaan Undang-Undang Anti-Terorisme untuk menargetkan Sally Rooney menimbulkan pertanyaan serius tentang batas-batas kebebasan berekspresi di Inggris. Para ahli hukum hak asasi manusia memperingatkan bahwa interpretasi yang luas dari undang-undang ini dapat digunakan untuk membungkam kritik sah terhadap kebijakan pemerintah.

Kasus ini menjadi test case penting untuk menguji sejauh mana pemerintah dapat menggunakan legislasi anti-terorisme untuk membatasi aktivitas politik yang sah. Banyak pengamat menilai bahwa tindakan terhadap Sally Rooney merepresentasikan penyalahgunaan kekuasaan yang dapat memiliki efek chilling terhadap kebebasan berekspresi secara lebih luas.

Preseden untuk Seniman Masa Depan

Precedent yang ditetapkan dalam kasus Sally Rooney dapat memiliki implikasi jangka panjang bagi seniman dan intelektual lain yang ingin mengekspresikan pandangan politik kontroversial. Jika tindakan pemerintah UK dibiarkan tanpa tantangan, ini dapat membuka jalan bagi pembatasan serupa terhadap kebebasan artistik di masa depan.

Organisasi-organisasi hak asasi manusia internasional sedang memantau kasus ini dengan cermat, menilai bahwa outcome-nya dapat mempengaruhi kebijakan serupa di negara-negara lain. Sally Rooney, dalam hal ini, tidak hanya berjuang untuk haknya sendiri, tetapi juga menjadi simbol perlawanan terhadap pembatasan kebebasan berekspresi artistik.

Perspektif Global dan Solidaritas Internasional

Dukungan dari Ireland dan Uni Eropa

Pemerintah Ireland telah menyatakan keprihatinan mereka terhadap perlakuan yang diterima warga negaranya ini. Meskipun belum mengambil tindakan diplomatik formal, Dublin telah menunjukkan dukungan implisit terhadap hak Sally Rooney untuk mengekspresikan pandangan politiknya tanpa takut akan tindakan hukum.

Di tingkat Uni Eropa, beberapa anggota parlemen telah mengangkat kasus ini sebagai contoh penyalahgunaan legislasi anti-terorisme. Mereka menilai bahwa tindakan UK terhadap Sally Rooney bertentangan dengan nilai-nilai demokratis dan kebebasan berekspresi yang dijunjung tinggi oleh Uni Eropa.

Gerakan Solidaritas Internasional

Berbagai organisasi solidaritas internasional telah menyuarakan dukungan mereka terhadap Sally Rooney. Dari Amerika Serikat hingga Australia, komunitas sastra dan aktivis hak asasi manusia telah mengorganisir petisi dan kampanye untuk mendukung haknya. Gerakan solidaritas ini menunjukkan bahwa kasus Rooney telah melampaui batas-batas nasional dan menjadi simbol perjuangan global untuk kebebasan berekspresi.

Kampanye #StandWithSallyRooney telah viral di media sosial, dengan ribuan seniman, penulis, dan aktivis dari berbagai negara menyuarakan dukungan mereka. Momentum ini menunjukkan bahwa komunitas internasional tidak akan diam melihat pembatasan terhadap kebebasan artistik, terlepas dari kontroversi politik yang mendasarinya.

Sally Rooney Dilarang Masuk UK karena Dukung Palestine Action, Terancam Hukum Anti-Teror

Masa Depan Kebebasan Artistik

Kontroversi yang melibatkan Sally Rooney merupakan refleksi dari ketegangan yang semakin meningkat antara kebebasan berekspresi artistik dan kepentingan politik negara di era modern. Kasus ini menunjukkan bagaimana seorang penulis yang awalnya dikenal karena novel-novel intimnya tentang hubungan personal, kini menjadi simbol perlawanan terhadap pembatasan kebebasan sipil. Dukungannya terhadap Palestine Action dan penolakan untuk menerbitkan terjemahan bahasa Ibrani telah memosisikannya di garis depan perdebatan tentang tanggung jawab sosial seniman.

Ancaman hukum dari pemerintah Inggris berdasarkan Undang-Undang Anti-Terorisme menunjukkan sejauh mana otoritas negara dapat menggunakan legislasi untuk membungkam kritik politik. Fakta bahwa Sally Rooney kini tidak dapat “dengan aman memasuki UK” menciptakan precedent berbahaya bagi kebebasan berekspresi global. Novel-novelnya seperti “Normal People,” “Beautiful World, Where Are You,” dan “Intermezzo” tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi platform untuk diskusi penting tentang keadilan sosial dan hak asasi manusia.

Dukungan internasional yang diterima Sally Rooney dari komunitas sastra dan organisasi hak asasi manusia menunjukkan bahwa perjuangan ini bukan hanya miliknya sendiri, tetapi merupakan bagian dari gerakan global untuk melindungi kebebasan artistik. Sebagai pembaca dan penikmat sastra, kita memiliki tanggung jawab untuk mendukung hak seniman mengekspresikan pandangan mereka tanpa takut akan represi. Mari terus mengikuti perkembangan kasus ini dan mendukung kebebasan berekspresi dengan membaca karya-karya Sally Rooney serta menyuarakan pentingnya melindungi hak-hak sipil di era yang semakin polarisasi ini.

Dukung kebebasan berekspresi dengan membaca karya-karya Sally Rooney dan bergabunglah dalam diskusi tentang pentingnya melindungi hak artistik di seluruh dunia.


Artikel ini disusun berdasarkan informasi terkini hingga 20 September 2025. Perkembangan kasus akan terus kami pantau dan laporkan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here