Lelaki Pemulung dan Putranya

Lelaki Pemulung dan Putranya

Laki-laki dan anaknya

Laki-laki yang membawa anak kecil ini bekerja sebagai pemulung. Istrinya pergi saat bayi tersebut berusia 4 bulan dan tak ada kabar hingga kini. Ia memulung seharian sampai malam dan membawa sang anak.

Bukan di TV bukan juga di novel : di dekat kita masih banyak yang kurang beruntung. Istri sedang belanja, saya tunggu di luar. Karena curiga, saya stop laki-laki yang kebetulan lewat di depan saya.

Lama saya ngobrol dengannya. Saya tanya semua hal yg menjadi beban sehari-harinya. Saya melihat dia jujur dan apa adanya.

Setelah lama ngobrol, saya mengangkat tangan untuk berdoa. Sembari berdoa, saya perhatikan matanya berkaca-kaca.

Saya pegang kepala anak ini. Kulitnya agak panas. Saya nyesek sekali dan berdoa, semoga nasib anaknya lebih baik dari ayahnya.

Jadi dia pemulung bukan pengamen. Dengan demikian, ia tak minta-minta. Tadi saya berhentikan karena bawa anak kecil dan saya tanya-tanya agak lama. Dan dia menjawab dengan senang hati.

Saya tanya: kemana ibu anak ini?

Ia jawab, ibunya pergi menghilang saat usia anak 4 bulan. Hingga kini tak diketahui rimbanya.

Dia cerita bahwa keluarganya tinggal ibu dan sudah menikah lagi. Sementara dari keluarga istri, banyak keluarganya.

Saya tanya: kenapa anaknya gak dititipkan ke keluarganya? Maksudku agar fokus bekerja dan tak kebayang juga ngurus anak sambil kerja sebagai pemulung. Tinggal di kontrakan pula.

Dia jawab: anak ini sudah jadi tanggung jawab saya, mas. Saya gak bisa memaksa.

Lalu saya tanya: apa maksimal bekerja begini? dan berapa hasilnya? rutenya kemana saja? dan lain-lain.

Dia jawab: mau gimana lagi mas, ya seadanya. Yang penting cukup bayar kontrakan dan buat makan.

Rute cari barang bekasnya di sekitar Kota Bondowoso hingga ke beberapa kecamatan di pinggiran Kota Bondowoso.

Bayangkan: pakai sepada ontel dengan bawa anak ia muter-muter dalam perjalanan yang cukup jauh.

Dia tinggal di daerah barat kota dengan biaya kontrakan 1 bulan 2 ratus ribu rupiah. Asalnya dari sebuah desa di Besuki. Lama katanya di tinggal di Bondowoso. Sejak dulu sama istrinya.

Saya usul agar balik ke kampung sebab jarak yang dekat dan hitung-hitungan biaya hidup di kampung murah. Di tambah kasihan sama anaknya.

Tetapi ia menolak dengan beberapa alasan, yang tak semua bisa saya pahami. Mungkin sedang ada masalah/trauma hal lain.

Saya belum berfikir soal donasi dan lain-lain untuk membantu, sebab saya belum paham betul latar belakang mas ini. Takut ada hal lain yang belum saya ketahui.

Tetapi sudah ada tiga orang cerita, katanya menjumpai bapak ini di sekitaran kota Bondowoso.

Andai (ini andai) saya mencari dan memastikan dengan benar kondisi bapak ini dan saya ngajak berdonasi untuk bantu beliau, meski tak seberapa, apakah teman-teman berkenan?

Jika terlaksana, setidaknya di hari Lebaran, dia dan anaknya bisa sedikit bahagia. Kejadian tadi di depan JNT Express Kota Kulon, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.

Saya akan menemui bapak tersebut kembali untuk membicarakan kebaikan untuk dirinya dan anaknya. Biar gak ujug-ujug donasi.

Keinginanku, dia bisa bekerja maksimal dan anaknya bisa hidup nyaman. Salam (*)

*) Penulis : Ahmad Husain Fahasbu (@husain_fahasbu)

Image
Fakultas Ekonomika Bisnis Unesa Menggelar Seminar Statistik

Fakultas Ekonomika Bisnis Unesa Menggelar Seminar Statistik

Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar Seminar Statistik dengan fokus pada "Penguatan dan Pengenalan Statistik Sektoral dalam Kebijakan Ekonomi"